Senin, 08 Desember 2025

Penelusuran di Hutan Penjalin Tritik



Tim Kotasejuk kembali melakukan penelusuran lapangan di kawasan Hutan Tritik dan Alas Penjalin, Kecamatan Rejoso, Nganjuk. Dalam kegiatan eksplorasi kali ini, Ketua Kotasejuk Amin Fuadi menyampaikan bahwa tim menemukan sejumlah indikasi arkeologis penting mulai dari serpihan fosil, gerabah berusia tua, artefak batu, hingga dugaan perusakan situs sejarah.

Amin mengungkapkan bahwa lokasi pertama yang ditelusuri ialah kawasan Hutan Tritik. “Kita menemukan beberapa serpihan fosil, meskipun area kehidupannya sudah rusak. Di sisi lain, kami juga menemukan gerabah-gerabah yang relatif tipis, dan kami perkirakan itu masa sebelum Majapahit,” jelasnya.

Ia menegaskan bahwa hubungan antara serpihan fosil dan sebaran gerabah tipis tersebut masih memerlukan kajian lanjutan, baik dari sisi kronologi maupun konteks budaya.

Lokasi kedua berada di wilayah Alas Penjalin, tepatnya pada titik sebaran batu kalsedon. Di sana, tim Kotasejuk kembali menemukan hal menarik. “Beberapa batu kalsedon belum terbentuk sempurna. Tetapi kami juga menemukan beberapa artefak—kami menyebutnya artefak karena bekas-bekas sentuhan tangan manusianya sangat jelas,” tutur Amin.

Temuan tersebut mengarah pada dugaan bahwa kawasan Alas Penjalin pernah menjadi area aktivitas manusia prasejarah, mengingat kalsedon merupakan material umum dalam pembuatan perkakas batu.

Pada titik ketiga, masih di lingkungan Alas Penjalin, Kotasejuk menemukan kondisi yang mengkhawatirkan. “Ada perusakan situs, dan ini cenderung penjarahan. Bekas makam digali, bangunannya dirobohkan. Kami melihat ada empat umpak yang menunjukkan dulu ada bangunan cungkupnya,” terang Amin.

Ia menambahkan bahwa kawasan tersebut dahulu ditandai menggunakan pal sebagai wilayah yang dilindungi, menyerupai penanda cagar budaya. Namun kini kondisi makamnya porak-poranda, menyisakan dua lubang galian yang belum jelas apakah jenazahnya dipindahkan atau dijarah.

“Ini makam siapa, kita belum tahu. Tapi jelas ada dua lubang. Ini sangat memprihatinkan,” tambahnya.

Selain itu, tim menemukan sebuah batuan kalsedon berukuran besar berada tidak jauh dari lokasi.

Menanggapi pertanyaan mengenai bentuk artefak batu yang ditemukan, Pak Amin menjelaskan, “Ada batu asah, lalu ada batu berbentuk segitiga—masih dugaan, apakah itu bagian dari kapak yang dipasangi kayu, biasanya dipakai mencacah. Ada juga kemungkinan anak panah. Semua ini masih perlu identifikasi detail.”

Temuan tersebut menguatkan dugaan bahwa kawasan Penjalin dan sekitarnya menyimpan jejak aktivitas manusia purba hingga tradisi awal masyarakat lokal.

Amin Fuadi menegaskan bahwa semua temuan baik fosil, gerabah, artefak batu, maupun dugaan perusakan situs akan dikompilasi untuk kebutuhan laporan dan pengkajian lebih mendalam bersama pihak terkait.

Kotasejuk berharap wilayah Tritik dan Alas Penjalin mendapat perhatian lebih serius, baik dari pemerintah daerah maupun lembaga pelestarian cagar budaya, agar tidak ada lagi situs bersejarah yang rusak atau hilang akibat aktivitas tidak bertanggung jawab.

penulis : John

Dokumentasi Kegiatan