Rabu, 10 Desember 2025

Kotasejuk Soroti Potensi dan Tantangan Desa Tritik Menuju Desa Wisata

Desa Tritik, Kecamatan Rejoso, tengah berada di titik awal transformasi menjadi desa wisata. Dalam dua kegiatan pembinaan Pokdarwis yang digelar di desa ini, penekanan dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Porabudpar) adalah bagaimana memaksimalkan potensi lokal agar desa Tritik mampu berkembang sebagai destinasi wisata unggulan.

Kotasejuk, melalui Amin Fuadi, menyoroti potensi unik yang dimiliki Tritik. Menurutnya, wilayah ini memiliki karakteristik dan kekayaan yang tidak dimiliki daerah lain, sehingga sangat memungkinkan untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata yang khas dan berkelanjutan. “Yang dibutuhkan sekarang adalah kesadaran dan kolaborasi seluruh komponen masyarakat Tritik untuk memanfaatkan potensi ini,” kata Amin. Ia juga menekankan pentingnya keberadaan Museum Prasejarah Tritik yang hampir rampung sebagai titik balik pengembangan desa wisata. Museum ini diharapkan menjadi pusat edukasi dan daya tarik bagi wisatawan, sekaligus simbol komitmen masyarakat Tritik terhadap pelestarian sejarah dan budaya lokal.

Dalam kegiatan tersebut, dua narasumber lain, yakni Adi Hasto dari Pengurus Pokdarwis Provinsi dan ASIDEWI (Asosiasi Desa Wisata) Jawa Timur, memberikan panduan teknis mengenai reorganisasi Pokdarwis desa serta strategi pengelolaan destinasi wisata agar berjalan efektif dan berkelanjutan.

Namun, Kotasejuk juga menyoroti tantangan yang ada. Partisipasi masyarakat, khususnya kaum muda, masih rendah. Informasi dari warga setempat menunjukkan bahwa kepemimpinan desa belum menjadi contoh inspiratif bagi masyarakat. Kepala desa dinilai belum memprioritaskan pembangunan museum, sementara sekretaris desa, meski berstatus sarjana muda, belum optimal menjalankan tupoksinya. Laporan desa yang belum dikerjakan sebanyak sembilan kasus menjadi bukti rendahnya manajemen administratif desa. Kondisi ini berdampak pada minimnya partisipasi warga dalam pengembangan desa wisata.

Kotasejuk menegaskan bahwa keberhasilan Tritik sebagai desa wisata tidak hanya bergantung pada potensi alam dan budaya, tetapi juga pada kepemimpinan desa dan keterlibatan aktif masyarakat. “Potensi ada, dukungan juga tersedia dari pihak luar, tetapi tanpa partisipasi warga dan kepemimpinan yang jelas, pengembangan desa wisata akan sulit tercapai,” tutup Amin Fuadi.

Dengan arahan teknis dari dinas dan asosiasi, serta dorongan dari komunitas seperti Kotasejuk, desa Tritik memiliki peluang untuk menjadi contoh desa wisata yang unik dan berkelanjutan di Jawa Timur, asal seluruh elemen bersinergi dan bergerak bersama.

Penulis : John

Dokumentasi :