Penelusuran Fosil Laut di Dusun Lengkong Geneng: Jejak Dasar Laut Purba di Nganjuk
Komunitas pecinta sejarah dan ekologi Nganjuk, Kotasejuk, kembali melakukan penelusuran lapangan atas laporan warga terkait temuan fosil di Dusun Lengkong Geneng, Desa Pule, Kecamatan Jatikalen, Kabupaten Nganjuk. Fosil yang disebut warga sebagai batu curing ternyata merupakan fosil kerang laut berusia jutaan tahun.
Perjalanan menuju lokasi dilakukan dengan menyusuri jalan desa sempit di tengah hutan yang hanya bisa dilalui satu mobil. Setelah memarkir kendaraan di halaman rumah warga, tim berjalan kaki melewati sebuah jembatan. Tepat setelah melewati jembatan tersebut, serpihan-serpihan fosil kerang langsung terlihat berserakan di tanah.
Penelusuran kemudian berlanjut ke pekarangan rumah warga. Di sana terlihat jelas gumpalan fosil kerang yang digunakan sebagai umpak tiang rumah maupun material penahan tanah. Bongkahan fosil juga banyak ditemukan di pekarangan lain, menandakan bahwa masyarakat setempat sudah lama memanfaatkan fosil tanpa menyadari nilai ilmiahnya.
Menapaki jalan menanjak dengan tebing setinggi sekitar dua meter di kanan-kiri, tim mendapati lapisan tanah yang sarat dengan fosil kerang. Pemandangan ini memperlihatkan dengan gamblang bagaimana wilayah ini dahulu merupakan dasar laut yang kemudian terangkat ke permukaan.
Ketua Kotasejuk, Amin Fuadi, yang juga Kepala Bidang Kebudayaan Disporabudpar Nganjuk, menjelaskan bahwa temuan ini sangat penting dari sisi geologi maupun sejarah alam.
“Populasi fosil kerang di Dusun Lengkong Geneng sangat melimpah. Dari beberapa titik verifikasi, terlihat jelas adanya proses pengangkatan tanah. Dahulu kerang-kerang ini hidup di dasar laut, dan kini posisinya masih terkumpul meski sudah terangkat ke permukaan,” ujarnya.
Lebih jauh, stratifikasi tanah di lokasi ini menunjukkan lapisan-lapisan geologi penting, mulai dari Notopuro, Grinsberg, hingga Kabuh. Temuan ini sekaligus menjadi bukti kuat bahwa jutaan tahun lalu, Pulau Jawa merupakan lautan. Selain fosil kerang, tim juga menemukan fosil tulang yang diperkirakan berasal dari keluarga Bovidae, kemungkinan kerbau atau kuda, meski masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Jenis fosil kerang yang teridentifikasi pun cukup beragam, antara lain remis, kima berukuran besar, siput laut memanjang, hingga kerang mutiara. Sebarannya meliputi hampir seluruh wilayah dusun, bahkan hingga ke perbatasan hutan.
Kotasejuk menilai, penemuan ini bukan hanya memperkaya wawasan tentang sejarah geologi Nganjuk, tetapi juga menjadi pengingat akan pentingnya pelestarian warisan alam. Diharapkan, penelitian lanjutan oleh Badan Geologi dapat mengungkap lebih banyak informasi tentang kekayaan masa lalu yang tersimpan di balik lapisan tanah Nganjuk.
Penulis: John
Foto Kegiatan